Langsung ke konten utama

Review To Kill a Mockingbird – Harper Lee

img src : https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1327156320l/8045416.jpg

Lagi-lagi saya tergocek oleh judul sebuah novel, kali ini  To Kill a Mockingbird sukses membuat saya berfikir bahwa ini adalah sebuah novel tentang petualangan seseorang untuk memburu mockingbird atau semacam novel bertema Battle Royale seperti The Hunger Games. Kali ini ekpektasi saya terjun bebas dari seorang tokoh utama yang badass ke seorang anak kecil berusia 7 tahun yang menggemaskan dan lucu. Anda akan dibuat gemas dengan kepolosan si tokoh utama dalam novel, selain itu karakter sang ayah juga akan membuat anda jatuh cinta karena penggambaran karakternya yang hampir tanpa cela. cerita dalam novel ini memiliki vibes yang hangat dan menyenangkan untuk dibaca. Komedi khas anak kecil dan kekonyolan mereka digambarkan dengan sangat baik oleh sang penulis menjadikan seolah novel memiliki kesan yang melekat dalam ingatan saya.

To Kill a Mockingbird adalah sebuah novel yang mengambil latar waktu  saat terjadinya Great Depression yang berlangsung pada sekitar tahun 1930an yang mana akibat peristiwa tersebut diskriminasi rasial menjadi semakin tak terkendali di sebuah kota pinggiran bernama Maycomb city. Terdapat 3 tokoh vital dalam novel ini yaitu Scout si tokoh utama, kakaknya Jem, dan ayah mereka Atticus Finch.  Mengambil sudut pandang dari seorang gadis berusia 7 tahun bernama Scout yang harus melihat bagaimana ayahnya yang seorang pengacara dipandang dengan sebelah mata oleh warga lain karena dirinya lebih membela seorang kulit hitam dibandingkan kaum orang kulit putih. Dalam novel ini kita akan belajar bagaimana sebuah prasangka terhadap sesuatu terkadang membuat kita buta pada keadaan yang sebenarnya terjadi. Karena mengambil sudut pandang seorang anak berusia 7 tahun kita akan diperlihatkan bagaimana lingkungan sekitar memiliki peran besar dalam menentukan bagaimana cara kita melihat dunia. Banyak pengaruh negatif yang bisa saja ditularkan kepada Scout kita yang polos dan menggemaskan ini, namun semua itu tidak terwujud karena dia terbentengi oleh kakak, ayah serta temannya yang penuh cinta dan keadilan. Kakak Scout, Jem adalah seorang anak laki-laki yang cerdas dan memiliki potensi yang besar dalam bidang pekerjaan yang sama dengan sang ayah. Gabungan dari seorang ayah yang bijaksana, kakak yang cerdas dan penuh rasa keadilan, serta sang tokoh utama yang lucu dan menggemaskan akan membuat anda tenggelam dalam cerita yang hangat, lucu dan penuh makna.

Novel ini merupakan salah satu novel terbaik yang pernah saya baca, saya akan sangat merekomendasikan novel ini kepada siapa saja, termasuk anda. Tokoh Atticus Finch yang berperan sebagai ayah Scout adalah karakter favorit saya dalam novel ini karena kebijakanaan dan prinsipnya yang menjunjung tinggi keadilan. Banyak pelajaran yang dapat diambil dengan membaca novel ini salah satunya adalah, jangan biarkan prasangka menutupi kesadaraan anda tentang fakta yang terjadi di sekitar anda. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] The Black Cat and other stories - Edgar Allan Poe

The Black Cat and Other Stories – Edgar Allan Poe Edgar Allan Poe merupakan soerang penulis berkebangsaan Amerika, dengan prestasinya dalam kisah horor dan kisah detektif membuatnya dijuluki sebagai bapak dari penulis kisah misteri. “Poe bukan sekedar penulis kisah misteri atau suspense. Dialah perintis genre itu” (Stephen King). Ya memang begitu pandangan para penulis dunia bergenre misteri, cerita-cerita horor karangan Edgar Allan Poe memang sangat digemari oleh para pembaca pada masanya, bahkan hingga saat ini para penggemar cerita karangan Poe juga sangat banyak. Jadi untuk para pecinta genre misteri dan fiksi detektif saya kali ini akan merekomendasikan kepada anda sebuah novel yang berisi kisah karangan Edgar Allan Poe yaitu novel “The Black Cat and Other Stories”. Buku ini berisi 13 cerita asli karangan Edgar Allan Poe yang telah diterjemahkan dan dicetak ulang oleh penerbit Noura Books. Sebenarnya daripada disebut novel buku ini lebih cocok jika disebut sebagai kumpu

Buku untuk Dibaca – Erick Namara

Mungkin semua orang sudah mengetahui bahwa fungsi buku bacaan adala untuk dibaca, namun tentunya hal itu akan terdengar agak aneh bila kata-kata “Buku untuk Dibaca” digunakan sebagai judul sebuah buku. Menarik! Itulah hal pertama yang ada dipikran saya ketika saya menemukan buku tersebut di sebuah toko buku, sampul buku berwarna emas semakin membuat saya penasaran buku apa sebenarnya itu. Akhirnya setelah berkeliling mencari novel bergenre misteri dan kisah detektif kesukaan saya, akhirnya saya mengalah dan menuruti rasa penasaran saya dan masuklah buku berjudul “Buku untuk Dibaca” kedalam keranjang belanjaan. Saya sempat “mengabaikan” buku tersebut karena terlalu asyik menikmati kisah-kisah baru dari novel yang saya beli hingga akhirnya saya merasa jenuh (mungkin karena alur dari novel misteri yang menguras tenaga), kemudian barulah “Buku untuk Dibaca” tersebut terlirik oleh pandangan saya. Saya pun mulai mebacanya, buku ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu love, life and hope, dise

Review Journey to The Center of The Earth – Jules Verne

B agaimana jadinya jika jauh di bawah tanah yang kita injak ini ternyata terdapat rongga yang sangat besar, bahkan saking besarnya rongga itu memiliki laut, pulau dan bahkan iklim sendiri! Sebuah teori yang terdengar gila buka? Tapi yang lebih gila lagi adalah kenyataan bahwa teori ini muncul dari seorang penulis yang menerbitkan karyanya pada tahun 1864. Dia adalah Jules Verne, seorang penulis berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai perintis genre Fiksi Ilmiah ( Sci-Fi). Memang kebanyakan karya beliau bertema fiksi ilmiah yang dianggap mendahului masanya. Selain Journey to The Center of The Earth karya-karya terkenal lainnya seperti Twenty Thousand League Under the Sea, Around The World in Eighty Days, dan From The Earth to The Moon juga bergenre fiksi ilmiah. Membayangkan tahun terbitnya karya-karya beliau pada pertengahan tahun 1800an pasti akan membuat kita terheran-heran dengan betapa liarnya imajinasi sang penulis. Lalu bagaimana kisah petualangan ke dalam perut bumi ini? Say