Terdengar seperti judul sebuah cerita fiksi atau
sebuah novel bergenre cli-fi(climate-fiction)
yang bertujuan untuk membangun kesadaran para pembaca terhadap kepedulian
terhadap lingkungan, nyatanya buku ini adalah sebuah karya non fiksi yang
berdasarkan keadaan aktual yang terjadi saat ini dan didukung dengan data-data
faktual. Dalam buku The Uninhabitable Earth (Bumi Yang Tak Dapat Dihuni) ini
penulis memaparkan kenyataan mengerikan yang tanpa sadar telah umat manusia
ciptakan selama ini, dan menurutnya generasi kita saat inilah yang akan melihat
merasakan akibat-akibat yang akan timbul dari kelalaian manusia selama ini. Mirisnya
semua ini bermula dari zaman keemasan manusia dimulai, berawal dari era
pertanian yang membuat manusia menetap di satu tempat menuju era revolusi
industry hingga era globalisasi seperti saat ini, manusia ternyata telah meninggalkan
jejak emisi karbon yang menyumbang peran dalam terjadinya pemanasan global.
Perkembangan industry manusia yang semakin besar tanpa memperhatikan dampak
yang ditimbulkan pada lingkungan telah membawa manusia menuju bencana besar
yang bahkan tidak pernah dialami planet bumi.Kenaikan suhu rata-rata
bumi hingga 5 derajad dari suhu saat ini adalah batas akhir bumi dapat
ditinggali, diatas itu maka dapat dipastikan bumi akan menjadi planet yang
terlalu panas untuk ditinggali. Sebagai pembanding, suhu bumi pada saat buku
ini ditulis telah naik sampai 2 derajad. Menurut para ahli dengan laju kenaikan
suhu seperti saat itu bumi akan mencapai kenaikan suhu 5 derajad dalam kurun
waktu kurang dari 50 tahun! Lalu apakah
tidak ada cara untuk mencegah kenaikan suhu tersebut. menurut penulis waktu
yang kita miliki untuk setidaknya memperlambat kenaikan suhu sudah semakin
sempit, jika umat manusia tidak bergegas kita sudah pasti akan kehabisan waktu.
Sayangnya meski Negara-negara penghasil emisi karbon terbesar telah mengadakan
pertemuan untuk membahas masalah ini, hingga saat ini belum ada tingdakan real
yang diambil oleh Negara-negara yang hadir tersebut. sayangnya meskipun para
ahli dan peneliti yang hingga rela melakukan aksi turun kejalan, mereka tetap
diabaikan dan dianggap sebagai pelanggar ketertiban.
Wacana tentang
peristiwa kenaikan suhu yang bukan hanya sudah didepan mata namun sudah kita
alami saat ini merupakan salah sau dari beberapa musibah yang mengancam umat
manusia jika tetap berada dalam laju pertumbuhan industry seperti saat ini.
Kenaikan suhu hanyalah sebuah perjalanan yang didalamnya terdapat
kejadian-kejadian mengerikan yang menyertainya. Namun untuk menghindari
kemungkinan terburuk yang akan datang kita membutuhkan bantuan seluruh umat
manusia untuk bersama-sama menyadari dan mulai mengurangi kerusakan yang kita
timbulkan. Dalam hal ini saya berharap
apa yang dikatakan oleh Yuval Noah Harari dalam bukunya Homo Deus dapat menjadi
kenyataan.
“ramalan yang paling logis yang sering diciptakan manusia sepanjang sejarah adalah yang paling jarang terjadi”
Meskipun bukan kalimat persisnya, namun itulah inti yang saya tangkap dari pernyataan penulis buku Homo Deus tersebut. meskipun mengusung tema yang sama, saya rasa buku Bumi Yang Tak Dapat Dihuni ini terasa lebih nyata dan lebih mengerikan dibandingkan dengan buku Homo Deus. Didukung dengan berbagai jurnal penelitian yang ditambahkan dalam catatan di akhir buku yang tentunya dapat diakses untuk bacaan lebih lanjut buku ini harusnya sukses meningkatkan kesadaran bagi para pembacanya. Satu kekurangan yang terdapat pada buku ini adalah pada susunan kata yang digunakan, mungkin ini karena saya membaca buku versi terjemahannya yang saya rasa agak aneh, saya rasa akan lebih baik jika anda membaca versi aslinya. Meskipun sedikit aneh dalam versi terjemahannya saya tetap mampu menyelesaikan buku ini karena materi yang dibahas sangat menarik. Terakhir, semoga buku ini dapat meningkatkan kepedulian lebih banyak orang.
Komentar
Posting Komentar