Langsung ke konten utama

review Kubah – Ahmad Tohari

 review novel Kubah – Ahmad Tohari

 

img src : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/34/Kubah_cover.jpg

Ahmad Tohari kembali mengangkat konflik politik yang pernah menggegerkan Indonesia tahun 1965. Mengambil sudut pandang seorang eks tapol yang berusaha mengembalikan nama baiknya setelah menjadi tahanan selama lebih dari 10 tahun di sebuah pulau B. sama seperti kebanyakan karya Ahmad Tohari yang dekat dengan rakyat kecil dan kaum pinggiran, latar belakang kehidupan sang tokoh utama ini juga tak lepas dari kehidupan rakyat jelata dan kaum papa. Seperti pada karya-karya Ahmad Tohari yang lain, kita akan dibuat merasakan keahlian sang penulis dalam mempermainkan emosi pembaca melalui kisah tokoh utama dalam novel ini.

Cerita dalam novel ini akan berfokus kepada Karman, seorang bekas tahanan politik pulau B yang baru dibebaskan. Merasa asing dan bingung dengan kadaan diluar rumah tahanan, Karman menjadi sangsi untuk kembali ke kampung halamannya. Ada rasa malu dan perasaan bersalah jika dia kembali begitu saja ke kampung halamannya. Pada akhirnya Karman, tetap kembali ke kampung halamannya setelah mengunjungi saudaranya, meskipun dengan berat hati dan rasa ragu yang mengganjal di hati Karman, namun dengan tekad untuk memperbaiki nama baiknya Karman memilih untuk kembali. Setelah itu cerita akan mundur mengisahkan masa kecil Karman yang miskin dan penuh dengan segala keterbatasan. Masa kecil Karman tak lepas dari kerja keras dan kerja kasar yang dilakukannya di ladang milik haji Bakir, orang terkaya didesanya. Selain menjadi buruh pekerja kasar, Karman juga memiliki tugas sebagai pengasuh anak bungsu haji Bakir. Siapa sangka Karman tumbuh menjadi pemuda yang cerdas karena kerja keras dan ketekunannya. Sayangnya potensi Karman ini pertama kali diketahui oleh seorang anggota partai komunis, dengan bujuk rayu dari orang inilah Karman kemudian ikut menjadi bagian dari partai tersebut, sebuah langkah yang kemudian membuat hidupnya terombang-ambing dan terseret dalam kemelut politik pada masa itu. Cerita ini kemudian ditutup dengan kerelaan Karman yang mempersembahkan jasanya untuk warga di kampong halamannya  untuk menebus kesalahannya dimasa lalu.

Ahmad Tohari memang ahlinya dalam menyuguhkan cerita yang menguras emosi pembaca. Tak terkecuali cerita dalam novel ini, meskipun begitu, tak seperti karya-karyanya yang lain, kisah yang dibawakan Ahmad Tohari dalam novelnya kali ini terasa begitu mengalir sehingga dapat dinikmati tanpa rasa iba yang berlebihan pada tokoh utama seperti pada novel Ronggeng Dukuh Paruk atau Bekisar Merah. Ceritanya pun diakhiri dengan hangat oleh sang penulis, membuat seluruh cerita dan kesedihan yang dialami oleng tokoh utama seolah terbayar lunas. Bagi saya ini adalah novel yang luar biasa, banyak pelajaran yang dapat diambil, banyak juga pesan yang disampaikan oleh penulis dalam cerita ini. Buku yang bagus, saya rasa anda juga harus membacanya!! J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] The Black Cat and other stories - Edgar Allan Poe

The Black Cat and Other Stories – Edgar Allan Poe Edgar Allan Poe merupakan soerang penulis berkebangsaan Amerika, dengan prestasinya dalam kisah horor dan kisah detektif membuatnya dijuluki sebagai bapak dari penulis kisah misteri. “Poe bukan sekedar penulis kisah misteri atau suspense. Dialah perintis genre itu” (Stephen King). Ya memang begitu pandangan para penulis dunia bergenre misteri, cerita-cerita horor karangan Edgar Allan Poe memang sangat digemari oleh para pembaca pada masanya, bahkan hingga saat ini para penggemar cerita karangan Poe juga sangat banyak. Jadi untuk para pecinta genre misteri dan fiksi detektif saya kali ini akan merekomendasikan kepada anda sebuah novel yang berisi kisah karangan Edgar Allan Poe yaitu novel “The Black Cat and Other Stories”. Buku ini berisi 13 cerita asli karangan Edgar Allan Poe yang telah diterjemahkan dan dicetak ulang oleh penerbit Noura Books. Sebenarnya daripada disebut novel buku ini lebih cocok jika disebut sebagai kumpu

Buku untuk Dibaca – Erick Namara

Mungkin semua orang sudah mengetahui bahwa fungsi buku bacaan adala untuk dibaca, namun tentunya hal itu akan terdengar agak aneh bila kata-kata “Buku untuk Dibaca” digunakan sebagai judul sebuah buku. Menarik! Itulah hal pertama yang ada dipikran saya ketika saya menemukan buku tersebut di sebuah toko buku, sampul buku berwarna emas semakin membuat saya penasaran buku apa sebenarnya itu. Akhirnya setelah berkeliling mencari novel bergenre misteri dan kisah detektif kesukaan saya, akhirnya saya mengalah dan menuruti rasa penasaran saya dan masuklah buku berjudul “Buku untuk Dibaca” kedalam keranjang belanjaan. Saya sempat “mengabaikan” buku tersebut karena terlalu asyik menikmati kisah-kisah baru dari novel yang saya beli hingga akhirnya saya merasa jenuh (mungkin karena alur dari novel misteri yang menguras tenaga), kemudian barulah “Buku untuk Dibaca” tersebut terlirik oleh pandangan saya. Saya pun mulai mebacanya, buku ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu love, life and hope, dise

Review Journey to The Center of The Earth – Jules Verne

B agaimana jadinya jika jauh di bawah tanah yang kita injak ini ternyata terdapat rongga yang sangat besar, bahkan saking besarnya rongga itu memiliki laut, pulau dan bahkan iklim sendiri! Sebuah teori yang terdengar gila buka? Tapi yang lebih gila lagi adalah kenyataan bahwa teori ini muncul dari seorang penulis yang menerbitkan karyanya pada tahun 1864. Dia adalah Jules Verne, seorang penulis berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai perintis genre Fiksi Ilmiah ( Sci-Fi). Memang kebanyakan karya beliau bertema fiksi ilmiah yang dianggap mendahului masanya. Selain Journey to The Center of The Earth karya-karya terkenal lainnya seperti Twenty Thousand League Under the Sea, Around The World in Eighty Days, dan From The Earth to The Moon juga bergenre fiksi ilmiah. Membayangkan tahun terbitnya karya-karya beliau pada pertengahan tahun 1800an pasti akan membuat kita terheran-heran dengan betapa liarnya imajinasi sang penulis. Lalu bagaimana kisah petualangan ke dalam perut bumi ini? Say