Langsung ke konten utama

review Bekisar Merah - Ahmad Tohari

 Review Bekisar Merah – Ahmad Tohari

img src : https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1323919818l/1302793.jpg

Novel ini merupakan novel karya Ahmad Tohari kedua yang saya baca, sebelumnya saya yang jatuh cinta dengan nove beliau yang berjudul Kubah mencoba mencari karya-karya Ahmad Tohari yang lain, dan akhirya pilihan saya jatuh kepada novel ini. Jujur, awalnya saya berekpektasi tinggi pada novel ini, berharap mendapatkan cerita yang mengalir dan ending yang hangat seperti halnya yang saya dapatkan ketika membaca novel Kubah. Sayang sekali ekpektasi saya itu tidak terpenuhi, yah lagi-lagi kita sebagai pembaca memang tak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Seperti biasa, novel karya Ahmad Tohari selalu dekat dengan kaum marjinal dan kehidupan menengah kebawah, begitupun novel kali ini yang berlatar di sebuah desa penghasil gula kelapa yang miskin dan jauh dari kota, fokus utama ceritanya tetap pada ketimpangan sosial dan suka duka para warganya.

Novel kali ini mengisahkan tentang gadis desa bernama Lasiyah yang merupakan keturunan jepang-karangsoa yang sering dirundung oleh teman-temannya. Meskipun masa kecilnya sering mendapat ejekan dari teman-temannya, lasi tumbuh menjadi kembang desa yang diidam-idamkan banyak pria karena kecantikannya. Adalah Darsa, seorang penyadap nira kelapa di desa karangsoa yang pada awal cerita dikisahkan menjadi suami dari Lasiyah. Kehidupan pasangan tersebut awalnya damai dan tentram-tentram saja, namun semua berubah ketika pada suatu sore Darsa pulang dalam keadaan dibopong oleh salah seorang temannya yang menemukan Darsa telah terjatuh dari pohon kelapa. Kurangnya kemampuan keluarga Darsa untuk berobat akhirnya membuat  Darsa berakhir di atas dipan karena kelumpuhan, namun disini kita akan diperlihatkan kesetiaan seorang Lasiyah yang dengan tulus merawat suaminya. Suatu hari secercah harapan muncul dari seorang dukun pijat bernama Bunek, Darsa mengalami kemajuan dalam pengobatannya dan berangsur-angsur pulih. Hal ini tentu juga membuat Lasiyah bahagia melihat suaminya yang bisa sembuh kembali. Sayangnya kebahagiaan itu hanyalah sebatas lewat saja, lasiyah harus menerima kenyataan pahit lain.

Saya benar-benar terbawa oleh pembawaan cerita yang disajikan oleh ahmad tohari dalam menggambarkan kehidupan didesa. Penggambaran latar desa yang asri menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami membuat saya dapat dengan mudah memvisualisasikan keadaan desa didalam kepala saya. Selain penggambaran latar yang gamblang, gambaran keadaan social yang ada didesa juga sebagian besar relevan dengan keadaan aktual didesa-desa terpencil saat ini, jadi meskipun ini adalah karya lawas dan mengambil latar waktu yang jauh dimasa lalu namun masih tetap terasa relevan bahkan hingga saat ini. Seperti pada karya Ahmad Tohari yang lain, dalam novel ini pembaca juga akan dibuat merasakan roller coaster perasaan yang akan sangat menguras emosi karena setiap kali tokoh utama seolah akan mendapatkan keberuntungan pasti kemalangan akan langsung menyergapnya, hal ini terulang beberapa kali dalam plot cerita yang menurut saya terasa sangat menyesakkan. Selain itu akhir cerita yang terkesan menggantung menambah rasa tidak puas saya terhadap novel ini. Bagaimanapun novel ini tetap menjadi salah satu karya Ahmad Tohari yang luar biasa, saya mungkin bisa belajar banyak dari cara beliau dalam menggambarkan latar tempat dengan begitu detail dan jelas. Banyak pesan moral dan pelajaran yang dapat diambil dari cerita dalam novel ini, banyak nilai-nilai kuno yang sekarang mulai terlupakan dizaman sekarang yang dapat kita ingat lagi dan kita resapi dari kisah sang Bekisar Merah yang dituturkan oleh sang penulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Journey to The Center of The Earth – Jules Verne

B agaimana jadinya jika jauh di bawah tanah yang kita injak ini ternyata terdapat rongga yang sangat besar, bahkan saking besarnya rongga itu memiliki laut, pulau dan bahkan iklim sendiri! Sebuah teori yang terdengar gila buka? Tapi yang lebih gila lagi adalah kenyataan bahwa teori ini muncul dari seorang penulis yang menerbitkan karyanya pada tahun 1864. Dia adalah Jules Verne, seorang penulis berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai perintis genre Fiksi Ilmiah ( Sci-Fi). Memang kebanyakan karya beliau bertema fiksi ilmiah yang dianggap mendahului masanya. Selain Journey to The Center of The Earth karya-karya terkenal lainnya seperti Twenty Thousand League Under the Sea, Around The World in Eighty Days, dan From The Earth to The Moon juga bergenre fiksi ilmiah. Membayangkan tahun terbitnya karya-karya beliau pada pertengahan tahun 1800an pasti akan membuat kita terheran-heran dengan betapa liarnya imajinasi sang penulis. Lalu bagaimana kisah petualangan ke dalam perut bumi ini? Say...

[Review] The Black Cat and other stories - Edgar Allan Poe

The Black Cat and Other Stories – Edgar Allan Poe Edgar Allan Poe merupakan soerang penulis berkebangsaan Amerika, dengan prestasinya dalam kisah horor dan kisah detektif membuatnya dijuluki sebagai bapak dari penulis kisah misteri. “Poe bukan sekedar penulis kisah misteri atau suspense. Dialah perintis genre itu” (Stephen King). Ya memang begitu pandangan para penulis dunia bergenre misteri, cerita-cerita horor karangan Edgar Allan Poe memang sangat digemari oleh para pembaca pada masanya, bahkan hingga saat ini para penggemar cerita karangan Poe juga sangat banyak. Jadi untuk para pecinta genre misteri dan fiksi detektif saya kali ini akan merekomendasikan kepada anda sebuah novel yang berisi kisah karangan Edgar Allan Poe yaitu novel “The Black Cat and Other Stories”. Buku ini berisi 13 cerita asli karangan Edgar Allan Poe yang telah diterjemahkan dan dicetak ulang oleh penerbit Noura Books. Sebenarnya daripada disebut novel buku ini lebih cocok jika disebut sebagai kumpu...

[Review] Affair Next Door - Anna Katherine Green

Affair Next Door - Anna Katherine Green Buat kalian para pecinta novel bergenre fiksi detektif saya menyarankan untuk memasukkan buku “Affair Next Door” ke dalam salah satu koleksi buku anda. Novel karangan Anna Katherine Green ini digadang-gadang sebagai novel wanita pertama yang dibuat didunia, wow jadi sebagai koleksi tentu novel ini sangat direkomendasikan. Bersetting tahun 80’an cerita detektif wanita pertama wanita ini disuguhkan secara baik sesuai dengan kebiasaan orang-orang pada abad tersebut, mulai dari cara berpakaian, adat istiadat, perbedaan kasta (bangsawan dan orang-orang biasa), hingga kendaraan yang digunakan. Daripada bertele-tele berikut reviewnya. Novel ini bercerita tentang sorang perawan tua (yang sepertinya menjadi tren dimasa itu) bernama Amelia Butterworth yang menjadi saksi atas kasus yang terjadi di rumah tetangganya, dimana telah terjadi pembunuhan di rumah tersebut dengan ditemukannya wanita yang tewas dibawah cabinet yang sengaja dirubuhkan keatas...