Langsung ke konten utama

Homo Deus, a Brief History of Tommorrow - Yuval Noah Harari

 

img src : https://cdnwpseller.gramedia.net/wp-content/uploads/2022/06/22073341/image001-8-205x300.png

Setelah kesuksesan buku pertamanya Sapiens, Yuval Noah Harari kembali menerbitkan buku kedua yang berjudul Homo Deus. Mengikuti jejak pendahulunya yang menjadi buku best seller di banyak negara, Homo Deus pun ikut meledak dan menjadi topik perbincangan hangat di dunia maya. Selain topik bagus yang diusung oleh Yuval Noah Harari, reputasi bukunya terdahulu yang mudah dipahami membuat para pembaca memiliki ekpektasi yang tinggi pada buku ini. Gaya khas penulis yang juga sering menyisipkan humor ringan dalam buku juga tetap menjadi salah satu daya tarik dari buku ini.

Mengusung tema yang lebih berfokus kepada perkembangan teknologi, Yuval Noah Harari coba memprediksi tentang kehidupan manusia di masa yang akan datang. Dalam bukunya penulis menganggap bahwa umat manusia telah dapat mengatasi masalah paling mematikan dimasa lalu yang berupa kekurangan pangan, wabah penyakit dan terjadinya perang. Karena masalah utama pada zaman terdahulu yang menurut penulis sudah dapat teratasi, maka manusia akan menetapkan tujuan yang lebih tinggi lagi. Dimasa depan manusia bukan lagi berusaha menyembuhkan penyakit tapi bagaimana agar umat manusia dapat hidup abadi dan bahagia, selain itu tujuan lain umat manusia bahkan lebuh tinggi lagi yaitu keilahian. Dijelaskan oleh penulis bahwa saat ini umat manusia sudah mulai memadukan teknologi, sains dan bioteknologi untuk merekayasa genetika manusia dengan tujuan mencapai tingkatan spesies yang lebih superior lagi. Kenyataan yang terjadi saat ini memang sudah banyak penelitian yang dilakukan dengan memadukan antara ilmu robotika dan biologi seperti bagian tubuh prostetik. Yuval menganggap bahwa jalur inilah yang kelak akan dipakai manusia untuk mencapai salah satu tujuannya yaitu keabadian.

Meskipun buku ini merupakan prediksi tentang bagaimana kehidupan manusia kedepannya, Yuval Noah Harari juga membeberkan beberapa tantangan umat manusia dalam mencapai tujuannya tersebut. Menrutnya seleksi alam yang selama ini telah terjadi dengan alamiah mulai tergeser oleh system dan teknologi yang diciptakan manusia yang memiliki dampak berbahaya bagi eksistensi manusia itu sendiri. Penulis juga menjelaskan bahwa manusia kini mulai lepas kendali karena telah mengesampingkan norma yang selama ini dipegang, hal ini memicu kemajuan teknologi yang begitu pesat yang entah dapat diterima oleh umat manusia atau tidak.

Homo Deus merupakan lanjutan dari buku pertama yaitu, Sapiens dan merupakan bagian dari trilogi ciptaan Yuval Noah Harari. Buku ketiga yang berjudul 21 Lessons of 21st Century yang terbit dua tahun setelah Homo Deus, mengusung tema tentang permasalahan yang dialami umat manusia saat ini. Selain itu karena kepopulerannya, Homo Deus juga menjadi buku bacaan favorit bagi banyak tokoh berpengaruh dunia seperti Bill Gates. Pada akhirnya jelas Yuval Noah Harari, ramalan yang paling logis yang sering diciptakan manusia sepanjang sejarah adalah yang paling jarang terjadi.

This is the best reason to learn history: not in order to predict the future but to free yourself of the past and imagine alternative destinies. Of course, this is not total freedom – we cannot avoid being shaped by the past. But some freedom is better than none.” - Yuval Noah Harari, Homo Deus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] The Black Cat and other stories - Edgar Allan Poe

The Black Cat and Other Stories – Edgar Allan Poe Edgar Allan Poe merupakan soerang penulis berkebangsaan Amerika, dengan prestasinya dalam kisah horor dan kisah detektif membuatnya dijuluki sebagai bapak dari penulis kisah misteri. “Poe bukan sekedar penulis kisah misteri atau suspense. Dialah perintis genre itu” (Stephen King). Ya memang begitu pandangan para penulis dunia bergenre misteri, cerita-cerita horor karangan Edgar Allan Poe memang sangat digemari oleh para pembaca pada masanya, bahkan hingga saat ini para penggemar cerita karangan Poe juga sangat banyak. Jadi untuk para pecinta genre misteri dan fiksi detektif saya kali ini akan merekomendasikan kepada anda sebuah novel yang berisi kisah karangan Edgar Allan Poe yaitu novel “The Black Cat and Other Stories”. Buku ini berisi 13 cerita asli karangan Edgar Allan Poe yang telah diterjemahkan dan dicetak ulang oleh penerbit Noura Books. Sebenarnya daripada disebut novel buku ini lebih cocok jika disebut sebagai kumpu

Buku untuk Dibaca – Erick Namara

Mungkin semua orang sudah mengetahui bahwa fungsi buku bacaan adala untuk dibaca, namun tentunya hal itu akan terdengar agak aneh bila kata-kata “Buku untuk Dibaca” digunakan sebagai judul sebuah buku. Menarik! Itulah hal pertama yang ada dipikran saya ketika saya menemukan buku tersebut di sebuah toko buku, sampul buku berwarna emas semakin membuat saya penasaran buku apa sebenarnya itu. Akhirnya setelah berkeliling mencari novel bergenre misteri dan kisah detektif kesukaan saya, akhirnya saya mengalah dan menuruti rasa penasaran saya dan masuklah buku berjudul “Buku untuk Dibaca” kedalam keranjang belanjaan. Saya sempat “mengabaikan” buku tersebut karena terlalu asyik menikmati kisah-kisah baru dari novel yang saya beli hingga akhirnya saya merasa jenuh (mungkin karena alur dari novel misteri yang menguras tenaga), kemudian barulah “Buku untuk Dibaca” tersebut terlirik oleh pandangan saya. Saya pun mulai mebacanya, buku ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu love, life and hope, dise

Review Journey to The Center of The Earth – Jules Verne

B agaimana jadinya jika jauh di bawah tanah yang kita injak ini ternyata terdapat rongga yang sangat besar, bahkan saking besarnya rongga itu memiliki laut, pulau dan bahkan iklim sendiri! Sebuah teori yang terdengar gila buka? Tapi yang lebih gila lagi adalah kenyataan bahwa teori ini muncul dari seorang penulis yang menerbitkan karyanya pada tahun 1864. Dia adalah Jules Verne, seorang penulis berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai perintis genre Fiksi Ilmiah ( Sci-Fi). Memang kebanyakan karya beliau bertema fiksi ilmiah yang dianggap mendahului masanya. Selain Journey to The Center of The Earth karya-karya terkenal lainnya seperti Twenty Thousand League Under the Sea, Around The World in Eighty Days, dan From The Earth to The Moon juga bergenre fiksi ilmiah. Membayangkan tahun terbitnya karya-karya beliau pada pertengahan tahun 1800an pasti akan membuat kita terheran-heran dengan betapa liarnya imajinasi sang penulis. Lalu bagaimana kisah petualangan ke dalam perut bumi ini? Say