Langsung ke konten utama

Review The Magic Library - Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup

The Magic Library - Jostein Gaarder & Klaus Hagerup

The magic library adalah buku karya jostein gaarder kedua yang pernah saya baca. Design cover yang menarik dan melihat nama jostein gaarder sebagai penulis cukup membuat saya menenteng buku ini kesana kemari sembari mencari buku menarik lain di toko buku. Satu hal yang ada difikiran saya ketika melihat buku karya Jostein & Hagerup ini adalah kelas filsafat seperti pada karya Jostein lain yang menjadi best seller, Dunia Sophie. Sebenarnya ada banyak buku Jostein yang berjajar di etalase toko buku terakhir kali saya mengunjunginya, dan semua buku itu menarik perhatian saya, namun karena bingung harus memilih yang mana akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku dengan sampul yang paling menarik. Dan pilihan itu jatuh kepada buku ini. selamat, The Magic Library!! 

Memang saya mengharapkan pelajaran filsafat dari buku ini, mungkin karena buku terakhir karya jostein yang saya baca membahas tentang filsafat. Sayangnya saya tidak menemukan pelajaran filsafat yang saya cari. Saya memang agak kecewa akan hal itu, namun kekecewaan saya hilang seiring saya masuk kedalam cerita lebih lanjut. Seru, itulah pendapat pertama saya setelah membaca beberapa surat yang ditulis antara kedua tokoh utama dalam buku ini. Menurut saya cara penyampaian penulis dalam buku ini tak jauh beda dengan buku karya Jostein Gaarder yang lain yaitu novel dunia sophie. Yang membuat saya kagum adalah bagaimana san penulis dapat mengeluarkan rasa penasaran saya untuk mengetahui kelanjutan cerita sehingga tanpa terasa buku tersebut sudah mencapai halaman-halaman terakhir. Dan saya tetap sangat puas dengan cerita yang disajikan oleh Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup.

Buku ini mengisahkan tentang dua saudara, Nils dan Berit yang berkomunikasi menggunakan buku-surat yang menghubungkan mereka dari Oslo ibukota Norwegia hingga Fjærland. Tak ada yang aneh pada surat-surat awal mereka yang membahas hal-hal biasa dan kecurigaan mereka kepada seorang wanita paruh baya aneh yang kemudia mereka ketahui bernama Bibbi Bokken. Merasa penasaran kepada wanita yang mereka temui akhirnya mereka melakukan penyelidikan tentang wanita tersebut, namun semakin dekat mereka dengan Bibbi Bokken, semakin banyak keanehan yang mereka temukan. Ada beberapa istilah-istilah baru yang mereka temukan ketika sedang menyelidiki tentang Bibbi Boken ini, hingga akhirnya mereka mengetahui bahwa Bibbi Boken sedang mencari sebuah buku, yang aneh adalah buku yang dicari oleh Bibbi Bokken adalah buku yang akan terbit tahun depan!! Selain itu misteri lain yang mengganggu mereka adalah sesuatu yang mereka sebut dengan "perpustakaan ajaib Bibbi Bokken", dan parahnya sekarang Bibbi Bokken mengingingkan buku-surat mereka!! Dan bukan hanya Bibbi Bokken saja yang menginginkan buku-surat mereka. Nils dan Berit yang berupaya memecahkan misteri tentang Bibbi Bokken dan perpustakaan ajaibnya kini juga harus berusaha menjaga buku-surat mereka. Mereka yakin bahwa semua ini berhubungan, namun mengapa demikian? Untuk memgetahuinya mereka harus berusaha memecahkan misteri ini...

Membaca buku ini seolah kita sedang dibawa dalam suasana penyelidikan tentang perpustaan ajaib Bibbi Bokken, sangat seru dan menegangkan. Dan fakta-fakta yang kita temukan diakhir cerita, sungguh cerita yang membuat saya berdecak kagum sendiri. Selain itu buku ini juga membahas dunia perbukuan dengan detil dan menyenangkan. Banyak istilah penting dalam dunia perbukuan yang digunakan dalam buku ini, sehingga buku ini sekaligus memberi informasi tentang dunia perbukuan serta tentang sejarah buku itu sendiri. Jadi selain mendapatkan cerita yang luar biasa seru dan menyenangkan kita juga mendapat informasi tentang dunia perbukuan seperti kata pepatah "sambil menyelam minum air". Buku ini merupakan buku yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, disatu sisi buku sangat bagus sebagai bacaan untuk anak-anak dan disisi lain masih tetap seru untuk dinikmati oleh remaja dan orang dewasa. Jadi menurut saya bukan suatu hal yang buruk jika anda memiliki buku ini dalam koleksi buku anda. :)

Jember, 25 Oktober 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] The Black Cat and other stories - Edgar Allan Poe

The Black Cat and Other Stories – Edgar Allan Poe Edgar Allan Poe merupakan soerang penulis berkebangsaan Amerika, dengan prestasinya dalam kisah horor dan kisah detektif membuatnya dijuluki sebagai bapak dari penulis kisah misteri. “Poe bukan sekedar penulis kisah misteri atau suspense. Dialah perintis genre itu” (Stephen King). Ya memang begitu pandangan para penulis dunia bergenre misteri, cerita-cerita horor karangan Edgar Allan Poe memang sangat digemari oleh para pembaca pada masanya, bahkan hingga saat ini para penggemar cerita karangan Poe juga sangat banyak. Jadi untuk para pecinta genre misteri dan fiksi detektif saya kali ini akan merekomendasikan kepada anda sebuah novel yang berisi kisah karangan Edgar Allan Poe yaitu novel “The Black Cat and Other Stories”. Buku ini berisi 13 cerita asli karangan Edgar Allan Poe yang telah diterjemahkan dan dicetak ulang oleh penerbit Noura Books. Sebenarnya daripada disebut novel buku ini lebih cocok jika disebut sebagai kumpu

Buku untuk Dibaca – Erick Namara

Mungkin semua orang sudah mengetahui bahwa fungsi buku bacaan adala untuk dibaca, namun tentunya hal itu akan terdengar agak aneh bila kata-kata “Buku untuk Dibaca” digunakan sebagai judul sebuah buku. Menarik! Itulah hal pertama yang ada dipikran saya ketika saya menemukan buku tersebut di sebuah toko buku, sampul buku berwarna emas semakin membuat saya penasaran buku apa sebenarnya itu. Akhirnya setelah berkeliling mencari novel bergenre misteri dan kisah detektif kesukaan saya, akhirnya saya mengalah dan menuruti rasa penasaran saya dan masuklah buku berjudul “Buku untuk Dibaca” kedalam keranjang belanjaan. Saya sempat “mengabaikan” buku tersebut karena terlalu asyik menikmati kisah-kisah baru dari novel yang saya beli hingga akhirnya saya merasa jenuh (mungkin karena alur dari novel misteri yang menguras tenaga), kemudian barulah “Buku untuk Dibaca” tersebut terlirik oleh pandangan saya. Saya pun mulai mebacanya, buku ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu love, life and hope, dise

Review Journey to The Center of The Earth – Jules Verne

B agaimana jadinya jika jauh di bawah tanah yang kita injak ini ternyata terdapat rongga yang sangat besar, bahkan saking besarnya rongga itu memiliki laut, pulau dan bahkan iklim sendiri! Sebuah teori yang terdengar gila buka? Tapi yang lebih gila lagi adalah kenyataan bahwa teori ini muncul dari seorang penulis yang menerbitkan karyanya pada tahun 1864. Dia adalah Jules Verne, seorang penulis berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai perintis genre Fiksi Ilmiah ( Sci-Fi). Memang kebanyakan karya beliau bertema fiksi ilmiah yang dianggap mendahului masanya. Selain Journey to The Center of The Earth karya-karya terkenal lainnya seperti Twenty Thousand League Under the Sea, Around The World in Eighty Days, dan From The Earth to The Moon juga bergenre fiksi ilmiah. Membayangkan tahun terbitnya karya-karya beliau pada pertengahan tahun 1800an pasti akan membuat kita terheran-heran dengan betapa liarnya imajinasi sang penulis. Lalu bagaimana kisah petualangan ke dalam perut bumi ini? Say