Langsung ke konten utama

Review buku Beren and Luthien

Review buku Beren and Luthien - J.R.R. Tolkien

Beren and Luthien merupakan kisah cinta yang paling manis dalam dunia mitologi Tolkien, dan merupakan kisah cinta pertama antar ras, yaitu antara Elf dan Manusia di Middle-Earth. Kisah cinta antara Beren dan Luthien tak bisa dipisahkan dari takdir kelam bangsa Elf dalam mengejar permata Silmaril buatan leluhur mereka, Feanor. Permata tersebut telah dicuri oleh Melkor, salah satu vala atau dewa dalam kisah ini yang menginginkan kekuasaan di Middle-Earth, bangsa elf kemudian mengejar Melkor hingga ke Middle-Earth meninggalkan pulau damai-sentosa tempat leluhur mereka menetap bersama para vala. Kisah Beren dan Luthien muncul pertama kali dalam novel The Silmarillion, tepatnya pada masa kekuasaan melkor di Middle-Earth. Beren yang merupakan seorang manusia penghuni hutan dan seorang pemburu handal tak sengaja melihat Luthien menari-nari ditengah hutan sambil diiringi dengan alunan musik dari saudaranya, Dairon. Beren yang takjub dengan tarian Luthien yang sangat indah diam-diam mengikuti Luthien, dan tanpa disangka Luthien juga diam-diam penasaran dengan keberanian Beren. Beren dan Luthien saling jatuh cinta pada akhirnya, namun ketika Beren dibawa kehadapan ayah Luthien yang menrupakan Raja Agung kaum Elf, sang Raja sangat marah dan menolak kehadiran Beren. Berniat mengejek Beren, sang Raja menmberikan sebuah tugas kepada Beren jika ingin mendapatkan Luthien. Sebuah tugas yang mustahil bahkan untuk seorang Elf yang abadi sekalipun. Beren menyanggupi tugas berat yang diberikan oleh raja elf tersebut, berjanji akan membawakannya permata itu ke hadapan sang Raja.

Kisah Beren dan Luthien ini memang dikisahkan dalam novel The Silmarillion, namun versi lengkap dan lebih detail dikisahkan dalam buku ini. Mulai dari pertemuan antara Beren dan Luthien, petualangannya memasuki kerajaan musuh, hingga siksaan yang diterima Beren ketika menjadi tawanan. Ada sedikit perbedaan dalam cerita Beren dan Luthien yang ada di The Silamrillion dan yang dikisahkan dalam buku ini, namun keduanya tetap relevan menurut saya. Perbedaan ini dikarenakan kisah Beren dan Luthien yang diceritakan dalam buku ini telah diedit oleh Christoper Tolkien, dengan hanya mengambil inti cerita dari kisah ini dari kumpulan cerita karya J.R.R. Tolkien yang amat luas. Seperti kisah-kisah lain karya Tolkien, kisah ini menurut saya sangat seru untuk diikuti. Ending cerita yang indah dan menawan juga merupakan salah satu keunggulan buki ini menurut saya (jika dibandingkan dengan beberapa kisah lain). Dan begitulah, kisah Beren dan Luthien menjadi kisah romantis paling indah dalam dunia mitologi Tolkien (menurut pendapat saya). Saran saya jika anda tak ingin kebingungan ketika membaca buku ini, sebaiknya anda baca dulu novel The Silmarillion, meskipun mungkin setelah membaca The Silmarillion keinginan anda untuk membaca buku Beren dan Luthien juga berkurang, sama seperti rasa penasaran saya yang sedikit berkurang pada buku Children Of Hurin. Namun membaca semua versinya juga tak ada ruginya, hitung-hitung sebagai tambahan koleksi perpustakaan anda. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] The Black Cat and other stories - Edgar Allan Poe

The Black Cat and Other Stories – Edgar Allan Poe Edgar Allan Poe merupakan soerang penulis berkebangsaan Amerika, dengan prestasinya dalam kisah horor dan kisah detektif membuatnya dijuluki sebagai bapak dari penulis kisah misteri. “Poe bukan sekedar penulis kisah misteri atau suspense. Dialah perintis genre itu” (Stephen King). Ya memang begitu pandangan para penulis dunia bergenre misteri, cerita-cerita horor karangan Edgar Allan Poe memang sangat digemari oleh para pembaca pada masanya, bahkan hingga saat ini para penggemar cerita karangan Poe juga sangat banyak. Jadi untuk para pecinta genre misteri dan fiksi detektif saya kali ini akan merekomendasikan kepada anda sebuah novel yang berisi kisah karangan Edgar Allan Poe yaitu novel “The Black Cat and Other Stories”. Buku ini berisi 13 cerita asli karangan Edgar Allan Poe yang telah diterjemahkan dan dicetak ulang oleh penerbit Noura Books. Sebenarnya daripada disebut novel buku ini lebih cocok jika disebut sebagai kumpu

Buku untuk Dibaca – Erick Namara

Mungkin semua orang sudah mengetahui bahwa fungsi buku bacaan adala untuk dibaca, namun tentunya hal itu akan terdengar agak aneh bila kata-kata “Buku untuk Dibaca” digunakan sebagai judul sebuah buku. Menarik! Itulah hal pertama yang ada dipikran saya ketika saya menemukan buku tersebut di sebuah toko buku, sampul buku berwarna emas semakin membuat saya penasaran buku apa sebenarnya itu. Akhirnya setelah berkeliling mencari novel bergenre misteri dan kisah detektif kesukaan saya, akhirnya saya mengalah dan menuruti rasa penasaran saya dan masuklah buku berjudul “Buku untuk Dibaca” kedalam keranjang belanjaan. Saya sempat “mengabaikan” buku tersebut karena terlalu asyik menikmati kisah-kisah baru dari novel yang saya beli hingga akhirnya saya merasa jenuh (mungkin karena alur dari novel misteri yang menguras tenaga), kemudian barulah “Buku untuk Dibaca” tersebut terlirik oleh pandangan saya. Saya pun mulai mebacanya, buku ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu love, life and hope, dise

Review Journey to The Center of The Earth – Jules Verne

B agaimana jadinya jika jauh di bawah tanah yang kita injak ini ternyata terdapat rongga yang sangat besar, bahkan saking besarnya rongga itu memiliki laut, pulau dan bahkan iklim sendiri! Sebuah teori yang terdengar gila buka? Tapi yang lebih gila lagi adalah kenyataan bahwa teori ini muncul dari seorang penulis yang menerbitkan karyanya pada tahun 1864. Dia adalah Jules Verne, seorang penulis berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai perintis genre Fiksi Ilmiah ( Sci-Fi). Memang kebanyakan karya beliau bertema fiksi ilmiah yang dianggap mendahului masanya. Selain Journey to The Center of The Earth karya-karya terkenal lainnya seperti Twenty Thousand League Under the Sea, Around The World in Eighty Days, dan From The Earth to The Moon juga bergenre fiksi ilmiah. Membayangkan tahun terbitnya karya-karya beliau pada pertengahan tahun 1800an pasti akan membuat kita terheran-heran dengan betapa liarnya imajinasi sang penulis. Lalu bagaimana kisah petualangan ke dalam perut bumi ini? Say